Laman

Kamis, 11 Juni 2015

aku menyukai senja, seperti aku menyukai kamu.

Sore ini, angin membawaku ke tempat ini. Sebuah toko roti di pinggiran kota yang tak terlalu besar. Dari depan, toko roti ini terlihat lucu dengan cat dindingnya yang berwarna merah muda dan biru, serta perabot yang segalanya kayu. Di dalam, tempat duduknya ditata dengan sangat apik. Hiasan gantung cupcake tiruan memenuhi langitnya. Tentu saja tempat ini penuh dengan aroma roti, tapi kamu selalu bilang bahwa aroma yang kamu rindukan dari tempat ini adalah aroma kismisnya. Aroma kismis yang dipanggang bersama roti selalu dapat memanjakan hidungmu itu. Aku suka caramu memejamkan mata saat menikmati aroma kismis.

Jika kamu menyukai tempat ini karena aromanya, beda denganku. Aku selalu menyukai tempat ini karena senjanya. Senja yang istimewa. Tempat ini seperti dirancang tidak sengaja untuk penikmat senja sepertiku. Saat senja mulai turun, toko roti ini dibanjiri cahaya senja. Kaca-kacanya memantulkan cahaya senja, roti-rotinya akan berkilauan terkena cahaya senja, dan senyum-senyum pelanggan dan karyawan yang seperti memancarkan cahaya senja pula. Nilai plus untuk tempat ini, toko roti ini selalu penuh senyum. Mereka menyajikan dan melayani dengan yang terbaik, tak pernah aku melihat seseorang keluar dari toko ini dengan merengut, yang kulihat selalu senyum. Jika ada yang datang dengan wajah sembab, setelah menikmati roti pun akan tersenyum. Hal-hal sederhana itulah yang membuat tempat ini sangat menakjubkan untukku.
Dan terlebih lagi, kamu yang menunjukkan padaku tempat ini.


Kamu tahu? Aku menyukai senja seperti aku menyukai kamu.



Read: Surat untuk mantan (Selamat membaca)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar